Pada intinya pandangan hidup adalah sebuah jalan yang akan ditentukan kelak oleh diri manusia itu sendiri. Manusia memiliki pandangan hidup sesuai dengan pengalaman yang pernah dia jalani dan tempat hidupnya.
Pandangan tersebut seringkali dipengaruhi oleh orang lain yang menurut pandangan kita baik, maka secara langsung atau tidak langsung kita menjadikannya pegangan atau pedoman untuk menghadapi situasi lain. Dalam proses itu manusia akan terus menguji hasil pemikiran tersebut sampai bisa diuji kebenarannya. Saya pun sebagai manusia memiliki pandangan hidup tersendiri. Pandangan yang berasal dari segala sesuatu yang saya alami dan saya percayai kebenarannya. Pandangan hidup ada beragam jenisnya, tetapi berdasarkan asalnya, terdiri menjadi 3 macam :
(a) Pandangan hidup berasal dari Agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya. Karena agama apapun, pasti mengajarkan nilai nilai kebaikan.
Agama menurut saya hanya aplikasi penyampai pesan, yang isinya adalah kebaikan. Agama hanya bentuk pengemasan ajaran kebaikan yang berbeda. Saya bukan tipe orang yang fanatik pada agama, walau secara pribadi saya mengagumi sosok dan kisah dari Yesus Kristus, saya bersyukur dilahirkan dengan kepercayaan kristiani sehingga saya bisa mengetahui nilai nilai kebaikan yang diajarkan oleh Yesus hingga saya mempercayainya.
Agama mengajarkan pandangan hidup bahwa semua orang berhak mendapatkan kebaikan dan wajib menjalani hidup dengan melakukan perbuatan baik
Setiap orang yang memiliki pandangan hidup otomatis mempunya cita cita demi kehidupan yang lebih baik di masa depan. Cita-cita tercipta atas dasar pandangan yang didapat nya semasa hidup sehingga menjadi sebuah harapan.
Juga cita-cita merupakan harapan, keinginan dan tujuan yang terus berkembang semasa manusia hidup. Tetapi jika seseorang memiliki sebuah keinginan atau harapan yang tidak membangun atau memberikan semangat untuk mendapatkan kompetensi meraihnya, sehingga hanya akan menjadi Angan.
Dapatkah seseorang menggapai cita citanya bergantung oleh beberapa faktor,yaitu
- Faktor Manusia. Yang akan menentukan tercapainnya cita cita tersebut adalah manusia nya. Jika hanya akan menjadi khayalan. Seperti yang terjadi pada hidup saya, sewaktu saya kecil saya sangat ingin menjadi seorang yang menciptakan karya Robotik.
Hal ini dikarenakan seringnya saya menyaksikan dan membaca karya karya bertemakan fiksi ilmiah, dan ketika saya beranjak dewasa saya tidak menentukan kecocokan terhadap kegiatan menghitung yang sebetulnya menjadi dasar perancangan lat elektronik atau Robot kelak. Jadi hal itu hanya akan menjadi angan angan atau khayalan.
- Faktor Kondisi. Pengaruh faktor ini bisa menjadi menguntungkan ataupun menghambat tercapainya sebuah cita cita. Misalnya ketika saya sekolah menengah pertama saya selalu ingin menjadi seorang programmer yang handal tetapi ketika saya masuk kedalam sekolah menengah kejuruan yang jurusannya sangat dekat dengan dunia programming sangat merasa kesusahan dan apresiasi masyarakat Indonesia sangat tidak sesuai.
Jadi dikarenakan kondisi di Indonesia yang menggaji programmer tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan seorang programmer, saya tidak tertarik melakukannya lagi. Meskipun faktor keuntungannya orang tua saya sudah lama menggeluti dunia IT, sehingga sejak kecil saya sudah terbiasa dengan itu. Saya tetap tidak ingin melanjutkan cita cita saya itu. Saya mendambakan cita cita yang lebih.
- Faktor Tingginya Cita-cita. Memang cita cita harusnya sesuai dengan kemampuan kita. Tapi itu untuk orang yang biasa, Orang yang pesimis. Cita cita menurut saya tidak terlalu penting faktor realistis, karena apapun akan bisa terjadi apabila cita cita itu membuat kita lebih semangat memperbaiki diri terus menerus. Seperti cita cita tinggi saya sekarang.
Saya tidak lagi terpaku oleh suatu profesi, saya hanya ingin bekerja sesuai dengan yang saya senangi dan dimana pun saya bekerja kelak saya bisa melakukan titik demi titik perubahan yang akan menerangi semua orang sekitar saya. Tidak lagi memperkaya diri tujuannya, tetapi agar dapat menjadi memori baik untuk orang orang yang dengan senang hati saya inspirasi ataupun ubah. Ketinggian? Saya memang tidak biasa cita cita setinggi lagit, tapi saya terbiasa bercita cita diatas langit dan kelak jatuh diatas bintang bintang.
Cita cita pun tidak hanya tercipta pada suatu Individu, tetapi bisa dalam suatu kelompok. Misalnya cita cita leluhur bangsa Indonesia yang kelak harus dituntaskan oleh penerusnya. dan saya pun bercita cita yang terkait dengan banyak orang pun bisa. Karena salah satu hal termahal yang dimiliki setiap
manusia adalah "Harapan".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar